Tafsir Al Baqoroh (2) : ayat 28


Artinya: "Bagaimana mungkin kalian mengingkari wujud Allah sedangkan sebelum ini kalian mati lalu Dia menghidupkan kalian kemudian kembali Dia akan mematikan kalian, lalu kalian akan dikembalikan kepada-Nya."

Sebaik-baik cara mengenal Allah ialah berpikir dan memperhatikan penciptaan manusia dan alam semesta. Merenungi dua fenomena, kehidupan dan kematian membuat manusia menyadari akan hakekat ini yaitu: jika kehidupan ini datang dari diriku sendiri, tentu aku akan hidup selamanya. Padahal sebelum ini aku tiada, lalu ada, kemudian kehidupan ini akan terenggut dariku. Sebelum ini sama seperti batu, kayu dan benda-benda mati lain, kita adalah makhluk-makhluk tak bernyawa. Angin kehidupan yang Allah tiupkan, memberi jiwa dan ruh kepada kita dan kita pun diberi kemampuan memahami dan berpikir tentang segala sesuatu. Oleh karena itu nikmat Ilahi yang terbesar ialah kehidupan yang Dia berikan kepada kita. 

Dengan itulah maka manusia dapat mencapai berbagai kemajuan ilmu pengetahuan, akan tetapi tetap saja manusia tak mampu menangkap rahasia-rahasia alam ciptaan Allah yang amat luas dan hebat ini. Akan tetapi bukan hanya kelahiran dan kehidupan berada di tangan Allah. Kematian kita pun berada di tangan-Nya. Kita tidak datang ke dunia ini dengan kehendak kita sendiri sehingga kita dapat meninggalkan dunia ini dengan kehendak kita sendiri pula. Dia-lah yang menghidupkan dan dialah yang mematikan. Diantara yang demikian itu, hanya amal perbuatan kitalah yang berada di bawah kehendak kita.

Dengan demikian bagaimana mungkin kita mengingkari wujud Allah yang awal dan akhir hidup kita berada di tangan-Nya? Bagaimana mungkin pula kita mengingkari kehidupan kembali setelah mati, dan mengatakan bahwa yang demikian itu tak mungkin terjadi karena manusia sudah musnah di telan bumi? Karena sesungguhnya pemberian kehidupan yang kedua kalinya, kalau kita pikir tentulah mudah bagi Allah dibanding pemberian kehidupan yang pertama, atau minimal sama saja. Bagaimana mungkin, Allah yang telah memberi kehidupan kepada kita yang berada di dalam ketiadaan sebelumnya, tidak mampu memberikan kehidupan untuk yang kedua kalinya?

Kini marilah kita lihat poin-poin yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran dari ayat yang telah kita pelajari secara singkat di atas:

1) Di antara cara-cara pemberian bimbingan dan petunjuk Al-Quran ialah pengajuan pertanyaan kepada akal dan fitrah manusia sehingga dengan berpikir dan merenung, manusia akan memahami kebenaran dan menerimanya bukan hanya karena taklid buta.

2) Fenomena kehidupan merupakan bukti keberadaan Allah dan fenomena kematian merupakan bukti adanya hari kebangkitan.

3) Pengenalan diri merupakan mukaddimah bagi pengenalan Allah. Jika seseorang mengenali hakekat dirinya, maka ia pun akan mengetahui keberadaan Allah. Karena dengan demikian ia akan memahami bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa, dan segala sesuatu datang dari Allah yang Maha Kuasa.

4) Akhir perjalanan kesempurnaan manusia ialah pertemuan dengan Allah dan kembali kepada sumber kehidupan serta pusat segala kenikmatan.

5) Kematian bukanlah akhir kehidupan, tetapi awal dari kehidupan yang sesungguhnya, dan gerakan menuju ke arah Allah.

6) Orang-orang kafir yang tidak memiliki bukti untuk menolak adanya hari kebangkitan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kehidupan setelah kematian dengan tujuan menciptakan keragu-raguan. Akan tetapi, dengan mengajukan pertanyaan yaitu: dari manakah awal kehidupan kalian? Al-Quran mematahkan segala argumentasi mereka itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar