Tafsir Al Baqoroh (2) : ayat 18



"Mereka tuli (dari ajaran-ajaran yang haq) dan bisu (untuk menyatakan kebenaran) serta buta (untuk melihat hakekat). Maka mereka tidak pernah melepas kekufuran dan tidak akan kembali ke arah kebenaran".

Meskipun munafik, sama seperti orang-orang lain memiliki mata, telinga dan lidah, tetapi matanya tidak bersedia melihat dan memahami hakekat-hakekat. Telinganya juga tak ia persiapkan untuk mendengarkan ajaran-ajaran yang haq, dan lidahnya tak pernah mau mengikrarkan kebenaran risalah Nabi SAWW. Oleh karena itu, di tempat lain, Al-Quran menyerupakan mereka dengan binatang yang memang tidak memiliki indera-indera yang merupakan alat untuk memperoleh pengetahuan yang luas itu. Selain ayat ini, di dalam ayat-ayat lain.

Al-Quran juga menggunakan kalimat-kalimat, laa yasy'uruun, laa ya'lamuun, laa yubshiruun, ya'mahuun dan sebagainya untuk orang-orang munafik. Kekafiran batin seorang munafik sedemikian kuat menutupi mata, telinga serta mengelukan lidahnya dan memalingkannya dari hakekat-hakekat, sehingga sama halnya orang kafir, ia sudah tak mampu lagi membedakan mana yang haq dan mana yang batil. Pada ayat sebelumnya telah dijelaskan bahwa dengan hilangnya cahaya iman, kegelapan kufur telah sedemikian rupa menyelubunginya sehingga ia tidak lagi mampu melihat sesuatu. Sedangkan ayat ini mengatakan: Bukan hanya tidak mampu melihat kebenaran, bahkan kemampuan mendengar dan mengucapkan kebenaran juga sudah hilang dari mereka. Akibat gerak mereka di dalam kedelapan, maka mereka tidak memperoleh apa-apa selain kejatuhan dan kebinasaan. Sebuah jalan yang tidak lagi memiliki jalan kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar