Tafsir Al Baqoroh (2) : ayat 20

Artinya: "Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu."

Kilat dan petir di langit adalah tanda turunnya hujan, kebahagiaan, hijaunya bumi dan kesejahteraan penghuninya. Tetapi ini bukan untuk semua orang, melainkan hanya untuk mereka yang punya kesiapan untuk memanfaatkan bekal dan rahmat Ilahi ini, lalu bagaimanakah dengan seorang musafir yang tertinggal sendirian dalam perjalanan di dunia ini?
Cahaya redup api yang dinyalakan oleh orang-orang munafik serta sinar halilintar di langit yang menakjubkan, kedua-duanya tidak akan menerangi dan membimbing mereka dalam menempuh perjalanan hidup. Sebab yang pertama tidak akan lestari dan abadi. Sedangkan yang kedua hanya merupakan pembawa berita gembira yang bagi mereka hanya akan mendatangkan bencana. Halilintar di langit yang menakjubkan itu ialah Wahyu Ilahi yang mana orang-orang munafik tidak punya kesanggupan untuk menyaksikannya, dan mereka sengaja tidak mau berusaha memperoleh berkahnya dari Nabi.
Sekalipun mereka menyatakan ingin memanfaatkan cahaya ini, tetapi kilat ini melenyapkan penglihatan mereka dan menghapus jalan bagi mereka. Sedemikian rupa Al-Quran mempermalukan mereka sehingga mereka terpaksa tak sanggup melanjutkan perjalanan bersama orang-orang mukmin. Mereka tidak punya jalan untuk maju, tidak pula jalan untuk kembali. Semua ini, tentunya merupakan akibat dari kemunafikan mereka kepada Allah dan orang-orang mukmin. Dan seandainya Allah menghendaki hukuman yang sebenarnya terhadap mereka, niscaya Dia tidak hanya menghentikan perjalanan mereka, tetapi juga akan melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Pelajaran-pelajaran yang dapat kita petik dari ayat ini dapat kita simpulkan pada poin-poin berikut:
1) Orang munafik tidak punya kesanggupan untuk melihat cahaya Ialhi. Ibarat kilau petir di angkasa, sinarnya menyilaukan mata mereka.
2) orang munafik tidak memiliki cahaya dari dalam dirinya, karena itu untuk bergerak dia harus memanfaatkan bias cahaya orang-orang mukmin.
3) Sekalipun orang munafik adakalanya menjejakkan kakinya ke depan, dia tetap tidak akan bisa maju dan terhenti dari gerakan.
4) Orang munafik sewaktu-waktu bisa mendapat murka Allah karena perbuatan-perbuatan yang ia lakukan.
5) Orang munafik tidak akan bisa menipu Allah, dan Allah akan memberikannya balasan dan hukuman. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar