Tafsir Al Baqoroh (2) : ayat 16



"Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka perdagangan mereka tak mendatangkan untung, dan mereka bukan orang-orang yang mendapat
petunjuk".

Dunia yang kita hidup di dalamnya ini, bagaikan sebuah pasar. Dan kita semua adalah para pedagang yang mau tak mau harus menjual modal-modal yang kita miliki, modal berupa usia, modal akal dan fitrah, ilmu pengetahuan dan kemampuan serta seluruh potensi yang Allah berikan kepada kita. Di dalam pasar ini, sekelompok orang memperoleh untung dan kebahagiaan, dan sekelompok lain mengalami kerugian. Kelompok kedua ini bukan hanya tidak mendapat keuntungan, bahkan modal pokok mereka juga musnah; bagaikan penjual es batu yang jika barang dagangannya itu tidak laku, bukan hanya tidak memperoleh untung, tetapi modal pokoknya pun mencair dan hilang.

Al-Quran di banyak tempat, perbuatan-perbuatan baik dan buruk manusia diumpamakan dengan perdagangan. Sebagaimana di dalam ayat 9 Surah Shaff, iman dan jihad disebut sebagai perdagangan yang penuh keuntungan. Al-Quran mengatakan yang artinya:

"Wahai orang-orang beriman. Maukah Aku tunjukkan kepada kalian kepada sebuah perdagangan yang akan menyelamatkan kalian dari azab yang pedih? Yaitu beriman kepada Allah dan Rasul-NYA, serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian".

Di dalam ayat 16 Surah Al-Baqarah ini, Munafikin disebut sebagai para pedagang yang menjual petunjuk dan membeli kesesatan. Mungkin yang dimaksud dengan ayat ini ialah bahwa mereka itu bahkan telah melepaskan bekal-bekal fitrah dan potensi-potensi pemberian Allah yang merupakan faktor hidayah mereka dengan membiasakan diri berbuat dosa dan kemunafikan. Karena orang-orang Munafik bukanlah orang-orang yang memiliki hidayah untuk kemudian mereka menjualnya lalu membeli kesesatan. 

Bagaimanapun juga, mereka di dalam perdagangan ini tidak hanya memperoleh kerugian bahkan mereka tak pernah sampai ke tujuan-tujuan jahat mereka. Karena pada kenyataannya Islam terus semakin berkembang dan meluas, sementara mereka semakin terhina.

Kini marilah kita lihat sepintas poin-poin penting yang dapat kita ambil sebagai pelajara dari ayat mulia ini.

1) Hendaklah kita jangan berpikir hanya memperoleh keuntungan dalam
perdagangan harta kita saja. Tapi hendaknya kita perhatikan pula, dengan
apa jiwa dan hati kita, kita jual, dan apa yang kita peroleh darinya? Apakah
hasil perdagangan kita ini berupa hidayah dan kebahagian? ataukah
kesesatan dan kesusahan?

2) Petunjuk dan kesesatan adalah hasil perbuatan kita sendiri, bukan
paksaan atau kehendak Allah, bukan pula takdir dan kemauan Ilahi, tanpa
peran kehendak kita sedikit pun di dalamnya.

3) Nifak, tidak memiliki akhir kecuali kesesatan dan kerugian. Bertentangan
dengan iman yang membawa manusia kepada kebahagiaan dan kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar