Tafsir Al Baqoroh (2) : ayat 17



"Perumpamaan mereka, yaitu munafikin, seperti orang yang menyalakan api. Ketika api itu menerangi sekitarnya, Allah menghapus cahaya mereka itu, dan meninggalkan mereka dalam kegelapan tanpa dapat melihat."

Ayat-ayat yang telah kita pelajari pada pertemuan-pertemuan yang lalu, menceritakan tentang tingkah laku dan ucapan-ucapan munafikin. Ayat ini, memberikan perumpamaan orang-orang munafik dengan orang yang berada di tengah padang pasir gelap lalu menyalakan api untuk menerangi sekitarnya. Cahaya iman munafik seperti cahaya api, lemah, tidak tahan lama, disertai dengan asap, abu dan pembakaran. Ia menampakkan cahaya iman, tetapi di dalamnya tersembunyi api kekafiran. Cahaya iman yang lemah ini pun sesungguhnya merupakan sinar fitrah yang bersih yang Allah tanamkan di dalam diri mereka. Namun karena pengaruh negatif ta'assub dan sifat keras kepala maka secara perlahan fitrah tersebut semakin melemah. Sampai ketika tirai-tirai kezaliman dan kebodohan telah menyelimuti seseorang, ia pun menutupi fitrah dan cahaya iman tadi.

Oleh karena fitrah dan cahaya iman itu lemah maka jadilah kegelapan kufur menyelubungi seluruh wujud mereka. Dengan memilih jalan kemunafikan, munafikin berpikir demikian, yaitu bahwa mereka akan mampu mengambil hati orang-orang kafir yang ahli naar, juga mengambil hati orang-orang mukmin yang merupakan ahli nuur. Mereka berusaha mengambil manfaat dari dunia orang-orang kafir, sekaligus akheratnya orang-orang mukmin. Oleh sebab itu Al-Quran menyerupakan mereka dengan seseorang yang menyalakan api untuk menerangi sekitarnya, dimana dengan itu ia telah mengumpulkan api (yaitu naar) dan cahaya (yaitu nuur yang muncul dari api itu) sekaligus untuk dapat memanfaatkan keduanya.

Akan tetapi medan kehidupan, bagaikan padang pasir luas yang gelap, sehingga untuk menyeberanginya dan melewati bahaya-bahaya yang menghadang, agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat, diperlukan cahaya yang kuat dan kekal. Karena angin topan berbagai peristiwa di dunia ini, akan memadamkan api yang lemah, dan menjebak manusia ke dalam kegelapan.

Beberapa poin berikut ini dapat kita jadikan sebagai pelajaran dari ayat tersebut di atas:

1) Cahaya yang dimiliki oleh munafik seperti cahaya api yang lemah dan tak tahan lama.

2) Keberadaan munafik di tengah masyarakat, merupakan sumber nyala api dan fitnah.

3) Untuk sampai kepada cahaya, munafik menggunakan api yang nyalanya disertai dengan debu, asap dan pembakaran.

4) Pada akhirnya Allah SWT menimpakan kehinaan pada munafik, dan cahaya yang hanya lahiriyah itu pun akan Allah padamkan.

5) Masa depan munafik gelap dan tak memiliki harapan untuk selamat.

6) Kemunafikan dan sikap mendua, itu pun di hadapan Allah SWT sama sekali tidak menunjukkan kecerdikan dan kepandaian. Tetapi ia adalah sumber kegelapan dan kehancuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar