Tafsir Al Baqoroh (2) : ayat 21


Artinya: "Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,".

Dalam dua puluh ayat sebelumnya, Allah menjelaskan keadaan dan karakteristik tiga kelompok manusia yaitu orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang kafir dan orang-orang yang munafik. Setelah membandingkan pikiran, kepercayaan, perbuatan dan kata-kata tiga kelompok ini, ayat ke 21 ini lalu menjelaskan jalan menuju kebahagian dan keselamatan. Untuk bergabung dengan kelompok pertama dan mencapai derajat takwa, hanya ada satu jalan yaitu membebaskan diri dari yang lain dan hanya menambatkan batin kepada Allah yang telah menciptakan kalian. Yakni mengabdilah hanya kepada Allah supaya kalian terbebas dari perbudakan orang lain.

Sebagian besar umat manusia mengakui Allah sebagai pencinta dirinya dan alam semesta. Tetapi, dalam program dan aturan hidupnya, mereka mengambil cara orang-orang lain. Jadi, seakan-akan mereka ini diciptakan begitu saja, lalu dilepaskan dan bebas berbuat apa saja yang mereka kehendaki.

Ayat ini mengatakan bahwa Pencipta kalian juga merupakan zat yang merawat dan mengayomi kalian, dan demi pertumbuhan dan perkembangan kalian, Allah telah menentukan program dan kewajiban-kewajiban kalian. Allah telah menetapkan undang-undang dan ketentuan-legitimasi dan peletakan undang-undang dan peraturan hanyalah hak Allah yang telah mewujudkan kalian. Dengan demikian taatlah kepadaNya. Hanya perintahNya-lah yang patut kalian junjung tinggi dan keuntungannya akan kembali kepada kalian sendiri. Jauhilah noda dan kejelekan serta dekatilah kebaikan dan kesucian.

Pelajaran-pelajaran yang dapat kita petik dari ayat ini ialah poin-poin seperti berikut:

1) Semua para nabi bersifat umum dan tidak terbatas pada sekelompok orang tertentu. Karena itu, sekitar 20 kali pernyataan Al-Quran ditujukan kepada semua orang yaitu dengan kata-kata "Ya aiyuihan-Naas" yang artinya "Hai manusia".

2) Salah satu sebab dan falsafah ibadah kepada Allah ialah untuk menyatakan rasa bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang tak terhingga kepada kita dan kepada orang-orang tua kita. Karena itu Allah berfirman: "Sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian."

3) Nikmat penciptaan adalah nikmat yang paling utama dan terbesar yang telah diberikan Allah kepada kita. Nikmat ini menuntut ketaatan kita kepada seluruh perintah Ilahi.

4) Ibadah adalah faktor ketakwaan dan kesucian. Jika ibadah tidak menambah spirit ketakwaan dalam diri kita, maka itu bukan ibadah.

5) Kita harus ingat dan waspada supaya jangan sampai kita membuat dan membiarkan adat dan tradisi orang-orang tua kita bertentangan dengan perintah Ilahi, sebab mereka juga merupakan makhluk-makhluk Allah. Jangan sampai ketaatan kepada mereka itu menghalangi ketaatan kita kepada perintah-perintah Allah.

6) Allah tidak memerlukan ibadah dan penyembahan kita. Solat dan munajat kita tidak akan menambah kudrat dan keagungan Allah. Sesuatu yang ada pada Allah juga tidak akan berkurang jika kita meninggalkan ibadah. Kitalah yang memerlukan Allah demi perkembangan dan kesempurnaan kita. Kita harus pasrah mutlak kepada Undang-undang dan ketentuan-ketentuan Allah.

7) Kita jangan sombong dengan ibadah kita sebab ujub yaitu rasa takjub kepada diri sendiri serta sifat riya' akan mencegah kita untuk sampai kepada takwa. Betapa banyaknya ibadah kita yang tidak menyampaikan kita kepada derajat takwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar